Kamis, 28 Oktober 2010

sifat mulia yang membuahkan surga

Sifat Mulia yang membuahkan surga


1. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, ‘Aku datang bersama kalian bersama laki-laki dari penduduk surga.’ Lalu muncul seorang laki-laki dari kaum Anshar, di jenggotnya ada air menetes karena habis berwudhu, tangan kirinya menenteng kedua sandalnya. Keesokan harinya, beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda hal yang sama. Lalu muncul laki-laki yang sama dengan keadaan yang sama pula. Pada hari ketiga, Beliau bersabda dengan hal yang sama pula. Lalu laki-laki itu muncul persis seperti keadaannya yang pertama kali. Ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin Amru bin al-’Ash mengikuti laki-laki tersebut sampai dirumahnya beliau lalu mengatakan kepada laki-laki tersebut. “Sebenarnya aku berniat menginap di rumahmu karena aku ingin melihat amalanmu sehingga aku dapat meneladaninya. Tapi setelah aku lihat, amalanmu tidak banyak. Amal apa yang sebenarnya kau lakukan sampai mendapat kedudukan seperti yang disabdakan Rasulullah ?” Kemudian laki – laki itu menjawab “Amalanku hanyalah apa yang seperti engkau lihat, namun aku tidak mendapati dalam diriku sifat berkhianat terhadap seorang muslim pun, dan aku tidak pernah iri pada kebaikan yang Allah berikan kepada siapapun.” Abdullah berkata, “Inilah amalan yang bisa membuatmu mendapatkan kedudukan tersebut…”

Dalam riwayat lain disebutkan, ia berkata, “Aku beranjak ke tempat tidurku ini, sedangkan dalam hatiku tidak menyisakan rasa dengki kepada seorangpun.“

Ibnu Manzhur berkata, “Al-Ghimru adalah rasa iri dan dengki.“

2. Diriwayatkan dari Sufyan bin Dinar, ia berkata, “ Aku berkata kepada Abu Basyir, ‘Kabarkan kepadaku tentang amalan orang-orang sebelum kita?‘ Beliau Menjawab, ‘Mereka beramal sedikit tapi mendapatkan pahala yang banyak.‘ Sufyan berkata, Aku bertanya, ‘ Mengapa bisa begitu?‘ Beliau menjawab, ‘Karena hati mereka bersih dan suci‘.”

*)Di antara hal menakjubkan yang perlu disebutkan kali ini bahwa sebagian besar ulama ketika mendengar hadist Anas tersebut, mereka selalu membaca doa, “Ya Allah, ampunilah ampunilah aku dan orang yang menzhalimiku.“ Sungguh itu merupakan keutamaan yang besar di sisi Allah dan hanya dia berikan kepada orang yang sempurna imannya, bersih jiwanya, dan lapang dada kepada saudara – saudaranya seiman. Ia melatih dan membiasakan jiwanya untuk itu. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Sifat – sifat yang baik itu tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 35).

Dikutib dari buku:

VN:F [1.8.8_1072]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar